Konstruksi jembatan adalah suatu konstruksi bangunan pelengkap sarana trasportasi jalan yang menghubungkan suatu tempat ke tempat yang lainnya.

Seiring dengan perkembangan zaman, fungsi jembatan bukan hanya sebatas alat penyebrangan. Jembatan juga menjadi objek wisata dan ikon di daerah tersebut. Salah satu contohnya adalah Jembatan Suramadu yang menghubungkan kota Surabaya di Pulau Jawa dengan Pulau Madura.

Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain:

  1. Truss Bridge/Jembatan Rangka

Truss Bridge adalah jembatan yang segi konstruksi lebih kokoh karena menggunakan kerangka truss yang berbentuk triangular. Jembatan truss mendistribusikan beban melalui section yang terpasang. Dibangun dengan balok struktural untuk jembatan kecil, dan gelagar kotak untuk jembatan besar.

Meskipun tidak ada tiang yang menancap ke tanah bawah jembatan, namun tiang jembatan bisa menjadi lebih kaku karena bentuk segitiga yang menghubungkan tiang yang satu dengan tiang lainnya.

Selain itu, garis–garis diagonal pada tiang jembatan juga berfungsi untuk mentransfer beban ke area yang lebih luas, sehingga beban tak berkumpul di satu titik. Rangka jembatan biasanya disambung dengan cara pengelasan atau sambungan paku.

  1. Cable Stayed Bridge/Jembatan Kabel Pancang

Jembatan cable-stayed adalah varian jembatan gantung yang menghubungkan crossbeam yang menuju ke pilar. Jembatan ini menggunakan kabel sebagai elemen pemikul lantai lalu lintas. Pada cable-stayed kabel langsung ditumpu oleh tower. Jembatan cable-stayed merupakan gelagar menerus dengan tower satu atau lebih yang terpasang diatas pilar – pilar jembatan ditengah bentang. Jembatan cable-stayed memiliki titik pusat massa yang relatif rendah posisinya sehingga jembatan tipe ini sangat baik digunakan pada daerah dengan resiko gempa dan digunakan untuk variasi panjang bentang 100 – 600 meter.

  1. Suspension Bridge/Jembatan Gantung

Sistem struktur dasar jembatan gantung adalah kabel utama yang memikul kabel gantung. Lantai lalu lintas jembatan biasanya tidak terhubungkan langsung dengan pilar, karena prinsip pemikulan gelagar terletak pada kabel.

Apabila terjadi beban angin dengan intensitas tinggi jembatan dapat ditutup dan arus lalu lintas dihentikan. Hal ini untuk mencegah sulitnya mengemudi kendaraan dalam goyangan yang tinggi. Pemasangan gelagar jembatan gantung dilaksanakan setelah sistem kabel terpasang, dan kabel sekaligus merupakan bagian dari struktur launching jembatan. Jembatan ini umumnya digunakan untuk panjang bentang sampai 1400 meter.

  1. Arch Bridge/Jembatan Pelengkung

Jembatan pelengkung adalah jembatan dengan struktur berbentuk setengah lingkaran dan abutment di kedua sisinya. Lengkungan jembatan bekerja dengan memindahkan beban yang dialami oleh jembatan dan didorong ke abutment pada kedua sisinya agar tidak bergerak ke samping.

Jembatan pelengkung harus terdiri dari material yang tahan terhadap gaya tekan karena setiap bagian pelengkung menerima gaya tekan dari beban akibat berat sendiri dan beban lalu lintas. Semakin besar sudut kelengkungannya akan membuat gaya tekan yang dialami semkin kecil, akan tetapi bentangnya menjadi lebih kecil

  1. Slab Bridge/Jembatan Plat

Jembatan plat memiliki struktur jembatan yang sangat sederhana (hanya berupa ruas horizontal yang ditopang dengan tiang vertikal). Jembatan plat mampu menahan lentur dan gaya geser. Jembatan ini memiliki momen inersia terbesar untuk berat yang relatif rendah setiap unit panjangnya.

  1. Voided Slab Bridge/Jembatan Plat Berongga

Jembatan plat berongga meminimalkan jumlah gelagar dengan membuat jarak antar gelagar dibuat lebar dan pengaku lateral diabaikan, sehingga nilai konstruksinya berkurang. Pada jembatan ini, plat beton prategang digunakan untuk sungai yang memiliki bentangan yang lebih panjang

  1. Girder Bridge/Jembatan Gelagar

Jembatan gelagar ini merupakan jenis jembatan yang paling sederhana dan banyak digunakan di Indonesia. Dasarnya terdiri dari balok horizontal yang didukung oleh abutment. Pada jembatan yang lebih panjang perlu ditambahkan pilar yang disesuaikan dengan perencanaan jembatan.

  1. Cantilever Bridge/Jembatan Kantilever

Jembatan kantiliver dibangun dengan cara menambatkan pilar ke tanah secara vertikal. Tujuannya agar mampu menopang dek horizontal yang memanjang melintasi span.

Rangka batang merupakan material yang sering dipakai untuk menopang jembatan kantiliver. Beban rangka jembatan diambil dari deck dan dipindahkan menuju tiang penyangga. Tujuannya agar kantiliver dapat menahan tegangan (penyangga atas) dan kompresi (penyangga bawah).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here