Apakah Anda sering mendengar istilah digital advertising? Bagi sebagian besar pelaku bisnis, digital advertising merupakan upaya pemasaran produk atau jasa yang sangat penting. Namun, masih banyak yang belum sepenuhnya memahami apa itu digital advertising, bagaimana cara kerjanya, serta jenis-jenisnya.

Penasaran? Yuk, simak informasi lengkap tentang digital advertising di bawah ini.

Apa Itu Digital Advertising?

Digital advertising adalah pemasaran yang dilakukan oleh seorang dengan menggunakan media digital internet dengan tujuan untuk menjangkau para calon pelanggan yang lebih tertarget, luas dan cepat. Media internet yang biasa digunakan saat ini seperti mesin pencari Google, Youtube, Facebook, Instagram dan lain sebagainya.

Digital advertising dilakukan bukan hanya untuk perusahaan bermodal besar saja, melainkan bisa dilakukan oleh para pelaku usaha UMKM. Iklan digital memiliki biaya yang lebih murah dibandingkan dengan konvensional, karena iklan digital bisa diatur berdasarkan target audiens, waktu, lokasi dan medianya.

Baca juga: Pengertian Segmentasi Pasar dan Cara Melakukannya

Bagaimana Cara Kerja Iklan Digital?

Setelah mengenal apa itu Digital Advertising, sekarang saatnya Anda mengetahui tentang bagaimana cara kerja periklanan digital di internet.

Terdapat 2 metode dari cara kerja iklan digital jika dilihat dari bagaimana iklan tersebut muncul di perangkat target audiens Anda. Berikut penjelasannya:

  1. Behavioral Targeting/Penargetan Perilaku

Behavioral targeting atau penargetan perilaku audiens adalah metode periklanan dalam pemasaran online dengan menggunakan informasi dari pengunjung website agar iklan yang ditampilkan bisa relevan dengan perilaku mereka di dunia digital.

Teknik ini melibatkan pengumpulan data dari berbagai sumber seperti penjelajahan di mesin pencari, perilaku di media sosial, berbelanja di website tertentu. dan lain-lain. Beberapa faktor yang dipertimbangkan sebagai perilaku, yaitu:

  • Halaman yang dilihat (Pageview)
  • Lamanya audiens di suatu website atau di halaman tertentu
  • Kata atau istilah yang biasa mereka ingin ketahui
  • Konten, iklan, atau tombol yang membuat mereka tertarik sehingga mengklik
  • Tanggal terakhir mereka mengunjungi suatu website
  • Detail informasi lain tentang bagaimana audiens mengunjungi dan berinteraksi di suatu website

Contoh dari metode ini dapat kita temui di platform beriklan media sosial seperti Facebook Ads, LinkedIn Ads, Display Ads, dan lain-lain, yang mana kita tentukan informasi seperti apa yang relevan dengan audiens yang ingin kita target.

  1. Contextual Targeting/Penargetan Kontekstual

Penargetan kontekstual adalah metode beriklan yang dipersonalisasikan dan memungkinkan untuk muncul di pencarian (Search Ads/Paid Search).

Untuk menggunakannya, audiens harus mengetikkan terlebih dahulu kata atau topik yang ingin mereka cari, setelahnya mesin pencari akan menganalisis, menyesuaikan, dan memunculkan iklan-iklan yang relevan.

Contohnya seringkali dapat kamu temukan di mesin pencari seperti Google. Setelah mengetikkan kata kunci tertentu, iklan-iklan biasanya akan muncul di posisi paling atas atau juga ada posisi paling bawah.

Pihak yang Terlibat dalam Digital Advertising

Adapun pihak-pihak yang terlibat dan saling berinteraksi satu sama lain dalam berjalannya iklan digital, yaitu:

  1. Advertiser (Pengiklan) – Adalah brand ataupun individu yang membuat dan mendanai suatu konten iklan agar dapat ditampilkan di internet. Misalnya, Anda yang ingin beriklan menggunakan Google Search melalui Google Ads.
  2. Publisher (Penerbit) – Adalah pihak yang memiliki properti digital dan menyediakan ruang bagi iklan digital untuk dapat tampil. Misalnya Google Search Engine Result Page (SERP) milik Google.
  3. Advertising Network (Jaringan Periklanan) – Adalah perantara yang menghubungkan antara si advertiser dengan si publisher. Misalnya, Google dengan Google Ads & Google AdSense miliknya.

Baca juga: Mengenal Digital Branding dan Strategi Penerapannya pada Bisnis

Sistem Pembayaran Digital Advertising

Terdapat berbagai macam metode yang diterapkan dalam sistem pembayaran iklan digital, beberapa yang cukup familiar di antaranya:

  • Pay per Click (PPC)

    PPC merupakan biaya iklan digital yang dikenakan untuk setiap klik yang dilakukan pengguna terhadap iklan yang Anda jalankan.

  • Pay per Impression (PPI) & Pay per Mille (PPM)

    PPI dan PPM merupakan biaya iklan digital yang dikenakan saat iklan Anda tampil di perangkat pengguna, tak terkecuali apakah mereka melakukan klik ataupun tidak. Penting untuk diketahui juga bahwa “per Mille” di sini artinya adalah 1.000 impresi.

  • Pay per View (PPV)

    PPV merupakan biaya iklan digital yang dikenakan setiap kali pengguna menonton iklan yang Anda tampilkan (Format Video).

  • Pay per Action/Acquisition (PPA)

    Merupakan biaya iklan digital yang dikenakan setiap kali pengguna melakukan aksi yang Anda inginkan, Misalnya melakukan konversi berupa pengisian formulir.

Jenis dan Format Digital Advertising

Digital advertising memiliki berbagai jenis dan format yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dari sebuah bisnis. Berikut ini, beberapa jenis dan format digital advertising yang dapat Anda gunakan:

  1. Display Ads (Iklan Gambar)

Display ads adalah jenis digital advertising dalam format berbentuk sebuah gambar dengan mengutamakan keindahan secara visual untuk menarik audiensnya, ditampilkan pada sebuah website, platform media sosial, atau media digital lainnya.

Iklan ini juga dapat berupa sebuah banner, sehingga dalam pembuatannya diperlukan kreatifitas serta konsep yang dibuat sehingga audiens tertarik untuk mengkliknya.

Banyak keunggulan yang dimiliki oleh display ads diantaranya, yaitu untuk membangun brand awareness atau mengajak orang untuk membeli suatu produk.

Baca juga: Apa itu Marketing 4.0

  1. Video Ads (Iklan Video)

Video Ads merupakan jenis digital advertising dengan format berupa video. Ini merupakan konten yang bersifat interaktif yang mampu menarik perhatian banyak orang.

Penggabungan antara indra pengelihatan dan pendengaran dengan melalui sajian video dan audio yang saling mendukung satu sama lain sehingga dapat menyampaikan suatu informasi yang lebih akurat.

  1. Social Media Ads (Iklan Media Sosial)

Social Media adalah media pemasaran yang saat ini banyak digunakan oleh berbagai pelaku bisnis dalam mempromosikan barang atau jasanya. Hal ini dikarenakan social media menjadi bagian terpenting masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari.

Sehingga audiens tidak akan pernah absen untuk melakukan aktivitas pada social media dalam setiap harinya. Oleh karena itu, jenis konten iklan yang akan ditayangkan melalui media sosial harus sesuai dengan selera dan perilaku target market.

Baca juga: Contoh Media Promosi Online yang efektif

  1. Search Ads (Iklan Pencarian)/Search Engine Marketing (SEM)

SEM atau Search Engine Marketing adalah salah satu jenis pemasaran digital yang mencakup iklan PPC atau Pay Per Click.

Dalam PPC ada dua jenis iklan yang bisa Anda jalankan di mesin pencari seperti Google, yaitu iklan pencarian dan iklan bergambar. Iklan pencarian muncul ketika pengguna mengetik kata kunci atau keyword ke mesin pencari.

Iklan ini akan sangat kuat ketika muncul di mesin pencari, karena kemungkinan besar pelanggan potensial yang mencari kata kunci tersebut akan melihat iklan yang Anda pasang.

  1. Email Ads (Iklan Email)

Email ads atau email marketing merupakan cara yang mudah untuk secara efektif menjangkau target audiens yang sudah tertarik dengan bisnis Anda. Pemasaran melalui email adalah tindakan mengirimkan pesan komersial.

Setiap email yang dikirim kepada pelanggan seperti informasi tentang produk, promo atau event yang sedang berlangsung. Ini bertujuan agar dapat terhubung dengan pelanggan secara lebih personal.

Baca juga: Tips Sukses Melakukan Email Marketing

  1. Native Ads (Iklan Native)

Native ads mirip dengan display ads, namun mereka lebih strategis dan disengaja dalam hal penempatan dan penargetan audiens. Mereka adalah sponsor terdaftar yang terintegrasi dan disamarkan ke dalam feed.

Native ads merupakan jenis advertising yang paling tidak mengganggu user yang kemungkinan besar relevan dengan mereka. Seringkali users menganggap native ads membantu mereka karena sangat relevan.

  1. Remarketing/Retargeting

Iklan pemasaran ulang atau remarketing adalah iklan digital yang ditargetkan ke pengunjung online suatu merek dengan motif untuk membawa mereka kembali ke situs web atau aplikasi, atau melakukan tindakan.

Misalnya, merek yang menargetkan pengunjung toko e-commerce melalui iklan untuk membuatnya menyelesaikan transaksinya yang belum selesai. Contoh lainnya adalah merek acara yang menargetkan pengunjung situs webnya dengan iklan informatif tentang acara baru yang dapat mereka hadiri.

Baca juga: Mengenal 5 Konsep Pemasaran dan Contohnya

Advertising memainkan peran penting dalam strategi pemasaran setiap bisnis dan perusahaan saat ini. Pasalnya, dengan advertising, perusahaan bisa menjangkau target pasar dan membangun brand awareness yang efektif.

Jika Anda membutuhkan informasi seputar digital marketing Anda bisa mengunjungi website kami di blog.akmakom.com. Anda juga bisa berkunjung ke akmakom.com untuk mencari pelatihan online atau offline, untuk mendalami skill marketing.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here